"GAK ILOK"
Ungkapan "gak ilok" merupakan ungkapan bahasa Jawa, yang sering diungkapkan oleh orang Jawa, terutama orang Jawa yang sudah lanjut usia.
Lalu apa artinya "gak ilok"?
Sampai sekarang ungkapan tersebut menurut saya belum mempunyai arti yang baku. Namun pada intinya ungkapan tersebut adalah sebuah ungkapan larangan.
Contoh kalimat :
Ojo ning tengah lawang gak ilok, ndak ra payu rabi!
(Jangan di depan pintu gak ilok, nanti tidak laku nikah!)
Menurut saya, yang perlu kita analisis pada kalimat tersebut adalah arti dari kalimat tersebut. Apa iya kalau duduk di depan pintu akan tidak laku nikah?, lalu apa hubungannya duduk di depan pintu dengan menikah?. Dianalisis menggunakan teori apa ya biar nyambung? Teori relativitasnya Einstein?
Apa teori-teori hebatnya Bourdieu?
Ya yang jelas teorinya Wong Jowo.
Kembali pada ungakapan "gak ilok", dari satu contoh kalimat diatas, sangat jelas bahwa kata gak ilok merupakan ungkapan untuk melarang. Lantas mengapa orang Jawa memberikan alasan yang kurang rasional?
Mungkin dahulu alasan itu bisa diterima, hal tersebut dapat terjadi karena dalam budaya Jawa tidak laku menikah (tidak cepat menikah, apalagi perempuan yg sudah dewasa) merupakan sebuah hal yang memalukan. Sehingga alasan tersebut dipakai untuk melarang agar orang yg dilarang otomatis akan takut karena tersugesti dan mentaati larangan tersebut. Padahal pada hakikatnya dlmelarang duduk di depan pintu agar tidak menghalangi orang yang akan lewat .
Hal ini merupakan suatu hal yang sangat menggelitik, bahkan unik.
Apabila saya menarik kesimpulan, Faktanya orang Jawa pada jaman dahulu memiliki pemikiran yang cerdas. Dengan mengunakan bahasa pengandaian, mereka dapat menyusun sebuah kalimat yang tidak rasional akan tetapi dapat mensugesti seseorang. Mungkin ini bisa kita sebut "The Power Of Gak Ilok Word" .
Bahkan dalam era globalisasi dan teknologi saat ini, beberapa masih ada yang menggunakan ungkapan gak ilok yg disertai dengan embel-embel kalimat tidak rasional. Kalimat tersebut digunakan untuk mengungkapkan larangan terhadap suatu hal yang kurang pantas. Anehnya lagi, masih ada yang mempercayai dan tersugesti meskipun tidak tahu arti baku "gak ilok" dan tidak mempertanyakan alasan rasionalnya, namun mereka yg dilarang masih mentaati larangan tersebut.
Entah mereka mentaati larangan tersebut karna sadar akan ketidakpantasan itu atau karna hanya menghormati orang yang melarang dengan ungkapan gak ilok, Ya siapa yang tahu....
Unik dan menggelitik...
Namanya juga orang Jowo...
Yo Jawane ki yo reno reno...
Cha_Proborini
Saran sih, kalo di jaman sekarang anak muda sudah tidak percaya dengan mitos seperti contoh diatas. Jadi kata gak ilok bisa diganti dengan gak pantes atau gak pantes dilihat, dan juga alasannya harus lebih masuk akal. Terima kasih
BalasHapusVinka Damayanti S. (40) / XI MM 2
saran saya sih kalo dalam lingkungan yg daerahnya dominan sering menggunakan kata "gak ilok" sih gk apa apa karena itu adalah merupakan sebuah dari kata kata yang sudah ada dalam bahasa jawa yang di artikan menurut saya "gak ilok = gak enak di delok".
BalasHapusKalau mengenai kritik saya jangan menggunakan kata "gak ilok" di dalam lingkungan yang dominan memakai bahasa indonesia karena nanti dia akan bingung dan tidak dimengerti ...
Saran saya seh agar masyarakat bisa beradaptasi sama lingkungan, jadi kalau lingkungan tersebut dominan orang jawa maka sah" aja menggunakan bahasa jawa tersebut. Tapi kalau dilingkungan tersebut bukan cuma orang jawa yang tidak tau kata" bahasa jawa seperti " gak ilok " mending menggunakan bahasa Indonesia aja
BalasHapusThoriq bu absen 37
Paragraf 2 :
BalasHapus"Gak" = "Tidak"
"Ilok" = "Pantas"
Memang betul bahasa tersebut tidak punya arti yang baku, karena berdasarkan Wikipedia :
"Dialek baku bahasa Jawa, yaitu yang didasarkan pada dialek Jawa Tengah, terutama dari sekitar kota Surakarta dan Yogyakarta"
Sementara kata "Gak ilok" sendiri adalah bahasa Jawa kasar, yang sangat tak asing untuk orang-orang yang tinggal di daerah Surabaya.
Paragraf 3 :
Mungkin saja, kata-kata tidak laku nikah di gunakan sebagai penegas dalam larangan tersebut, memang terdengar tidak masuk akal. Tanpa sadar terkadang kita mungkin melarang dengan menggunakan akibat yang juga tidak masuk akal, semisal :
"Jangan nonton bokep, nanti kamu susah dapat jodoh"
Apakah betul jika kita menonton bokep nanti susah mendapat jodoh ? Padahal sesepuh-sesepuh sering berkata "Jodoh di tangan tuhan" tentu kata akibat tersebut sebagai penegas. Tidak perlu di fikir terlalu jauh, saya harap ini juga bisa di gunakan untuk menjawab paragraf no. 4 dan 5
Lebih lengkapnya lagi monggo bu, anda lihat artikel ini :
http://ki-demang.com/kbj5/index.php/makalah-pengombyong/1196-14-ungkapan-ora-ilok-larangan-pada-masyarakat-jawa-di-jawa-timur-sebagai-pengajaran-berbudi-pekerti/
Saran saya menggunakan kata "GAK ILOK" harus tetap digunakan karena itu juga membantu menyugesti seseorang terhadap perbuatan yang dilarang. Dalam arti melarang seseorang tidak harus pakai kalimat kasar tetapi bisa juga memakai bahasa santun dan agak menggelitik. Karena itu akan membuat orang memikirkannya sewaktu dia bersantai.
BalasHapusTifani Aurilia T. (38)
Saran saya mengenai artikel itu adalah jika ada orang tua yang bilang kata "gak ilok" lebih baik kita pertimbangkan, seperti contoh diartikel "Ojo ning tengah lawang gak ilok, ndak ra payu rabi!" kata itu sepertinya tidak masuk akal karena apa mungkin hanya karena duduk di tengah-tengah pintu bisa jadi tidak laku nikah. Tetapi menurut pemikiran saya kadang orang tua perkataannya benar jadi saya kadang menuruti, tetapi bukan menuruti karena takut tidak laku nikah tetapi kalau memang tidak ada perlu ya tidak duduk di tengah-tengah pintu. orang tua saya sering menggunakan kata "gak ilok" maklum semua orang jawa jadi sudah tau kata "gak ilok". Jadi jika ada orang yang mengatakan "gak ilok" lebih baik tidak usah dilakukan jika tidak perlu dan jika merasa penasaran tanyakan saja kepada orang yang mengatakan itu.
BalasHapusSindy Dinasti (34)
Kalau menurut saya dari kata "GAK ILOK" itu gpp sih di pakai dalam kehidupan sehari-hari karena kata "GAK ILOK" dalam bahasa Jawa mengandung pesan moral dan nilai-nilai kebaikan atau budi pekerti bagi masyarakat Jawa. Ungkapan tersebut dimaksudkan agar seseorang tidak melakukan perbuatan yang tidak sopan atau melanggar unggah-ungguh.
BalasHapusKata "gak ilok" adalah penguat kalimat yg menyertainya yg berisi larangan,dg di istilahkan dg hal2 yg kurang rasional dan tdk masuk akal,namun mengandung nilai yg sangat santun,secara tdk langsung berisi nasehat
BalasHapusYUNI HERAWATI (43)
Saran saya orang Jawa menggunakan kata "Gak Ilok" sampai sekarang masih ada&banyak. Kata "Gak Ilok" tersebut sebenarnya hanya untuk melarang perbuatan,bukan sebagai patokan menentukan masa kedepannya,seperti contoh kalimat "Ojo ning tengah lawang gak Ilok,Ndak ra payu rabi!" Bahkan semua orang tahu bahwa jodoh,rejeki,dan mati sudah diatur Yang Maha Kuasa. Jadi kata "Gak Ilok" bisa saja digunakan tetapi dengan pengartian yang masuk akal.
BalasHapusVenny Permata S (39)
Menurut saya "gak ilok" adalah kata yang berguna dalam masyarakat karena fungsi kata ini sebagai ungkapan tidak membolehkan yang sopan yang kadang berhubungan dengan hal supranatural. Berbeda dengan kata "melarang" yang artinya "memerintahkan supaya tidak melakukan sesuatu", kata "gak ilok" atau dalam bahasa indonesia "tidak pantas" bersifat opsional artinya bersifat pilihan, tetapi sifat psikologis manusia mencerna kata ini menjadi kata suruh yang harus ditaati secara tidak langsung. Kata "gak ilok" juga secara tidak langsung berguna sebagai kata ganti "tidak boleh" yang lebih "sopan".
BalasHapusPenjelasan:
Gak ilok atau "tidak pantas" berguna untuk membujuk anak-anak agar mereka tidak melakukan sesuatu yang tidak boleh supaya orang tua tidak perlu menjelaskan panjang lebar.
Contoh:
"Jangan makan sambil berdiri GAK ILOK"
Padahal ada penjelasan mengapa makan sambil berdiri gak ilok, Karena kalau makan sambil berdiri bisa kepleset. Sebenarnya kata ini berguna supaya orang tua tidak perlu menjelaskan panjang lebar.
Jadi saran:
kata ini harus dilestarikan supaya orang tua tidak perlu menjelaskan panjang lebar keanaknya, tetapi pemakaiannya dibatasi agar tidak berkesan "Overused". Kalau pemakaiannya berlebihan mengurangi keefektifitas dan anak-anak tidak akan mendengarkan perkataan orang tua.
M. Jeffry Al Bhuqori (10)
Kalo menurut saya kata "gak ilok" memang sudah dari dulu ada, meskipun artinya yang belom pasti atau tidak jelas, tetapi karna sudah dari dulu memakai kata-kata itu jadi sepertinya sudah biasa kalo menggunakan kata itu meskipun kebanyakan orang tidak mengetahui arti yang sebenarnya, dan juga kata kata itu sebagai pelangkap saja. "Gak ilok" kalo menurut saya seperti gak pantes/tidak pantas, jadi misalnya waktu hujan kencang dan petir kita mengaca di kaca besar, pasti sebagian orang dulu bilang "Gak ilok" nah maksudnya itu kita gak ilok/tidak pantas mengaca sewaktu hujan di takutkan nanti di samber petir. Dan pengertian"Gak ilok" dari orang pun juga bisa berbeda-beda karena setiap daerah itu beda tata caranya. Sekian dari saya
BalasHapusRia Riandini / 28
Gak Ilok dalam bahasa jawa berarti tidak baik. Namun di balik kata ini memiliki pesan yang kuat dalam adat istiadat jawa. Kata khas ga ilok biasanya digunakan orang tua untuk menasehati anaknya.
BalasHapusGak ilok, istilah merupakan kosa kata bahasa Jawa yang memiliki padanan kata Gak Ilok atau Tidak Bagus menurut pandangan orang terhadap sesuatu perbuatan atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang. Umumnya kata-kata ini disampaikan oleh para orangtua terhadap anaknya yang masih kecil atau remaja sebagai bentuk pengingat perbuatan yang dilakukan yang tidak sesuai dengan suatu aturan atau norma atau sebuah pantangan.
BalasHapusPungki Permatasari / 24
Kalo menurut saya ilok itu ada hubungannya dengan kata "elok" dalam bahasa Indonesia.
BalasHapus